Sunday, January 29, 2017

hati nurani anugrah keindahan terbesar

HATI NURANI ANUGRAH KEINDAHAN


http://kisahrenungan212.blogspot.com/2017/01/hati-nurani-anugrah-keindahan-terbesar.html


Ada sebuah telaga indah, airnya sejuk, jernih dan tenang. Permukaannya berkilau, bukan hanya memantulkan sinar rembulan, namun batu-batu pualam yang ada didasarnya juga memancarkan cahaya.

Kedaiman selalu meliputinya. Sayangnya, telaga itu tidak mudah dijangkau. Ia terletak ditengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri. Pepohonan tinggi dan binatang buas menghadang setiap langkah kesana. Siapapun yang mampu menemui dan mereguk keindahanya, raja rimba pun tunduk dan patuh padanya.

Telaga indah itu adalah hati nurani kita, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin. Kesejukan regukan airnya memberi makna pada hidup kita. Sedangkan rimba lebat penuh dengan binatang buas adalah wujud dari pikiran, emosi, hawa nafsu dan persepsi indrawi yang selalu menghalangi jalan kita.

Tanpa disadari ia pun dapat  melukai diri kita. Namun, bila kita telah menemukan suara hati nurani itu, maka kekuatan dan kedamaian melingkupi kita. Temukan telaga jernih milik kita. Itulah anugerah paling berharga yang harus kita pegang teguh dalam hidup ini.

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya. Bila kita kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain.

Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama, yaitu keakraban diantara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalama kejujuran dan terus terang.

Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak wangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam disana.

Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Kita bisa memilih untuk hidup apa adanya, dan berhak menginjakkan kaki dibumi ini. Atau, hidup berpura-pura.

Bila kita menganggap masalah sebagai beban, kita mungkin akan menghindarinya. Bila kita menganggap masalah sebagai tantangan, kita mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat kita terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, kita melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses. Tanpa masalah, kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat dimalam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak elang itu menganggap mereka sunggu keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.

Bila kita tak berani mengatasi masalah, kita tak akan menjadi seseorang yabg sejati.

Terimakasih telah membaca kisah renungan hati nurani anugrah keindahan

Baca juga kisah renungan yang lainnya.


EmoticonEmoticon